Sabtu, 04 Juni 2011

PREFERENSI DAN KESESUAIAN MAKANAN BAGI KUMBANG Brontispa longissima (Coleoptera: Chrysomalidae) PADA BEBERAPA JENIS MAKANAN


Oleh:
Eka Putra
0605103010049

Pembimbing:
Dr. Ir. Husni. M.Agric.Sc




BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
 Kumbang kelapa, Brontispa longissima (Gestro) (Coleoptera: Chrysomalidae), merupakan salah satu hama yang paling serius pada kelapa, Cocos nucifera L. (Arecales: Arecacae), dan beberapa pohon hias (Liebergts dan Chapman 2004; Nakamura et al. 2006). kumbang ini diyakini asli Indonesia dan Papua Nugini, namun saat ini sudah ada ditemukan di Vietnam, Thailand, Filipina dan China`s provinsi Hainan (liebregts dan Chapmen 2004; Nakamura et al;. 2006 Lu et al. 2008 ). Brontispa longissima hidup di daun muda kelapa yang belum terbuka, larva merusak daun dengan menggerogoti jaringan permukaan (Brown dan Green 1958).
            Brontispa longissima Gestro (Coleoptera: Crhysomelidae) merupakan salah satu hama utama perusak pucuk kelapa yang dilaporkan pertama kali dari kepulauan Aru (Kep. Maluku) pada tahun 1885. Pada beberapa tahun terakhir sejak serangan berat di Vietnam dan Maladewa (tahun 1999), hama ini telah menyebar ke lebih 25 Negara di Asia, Australia dan kepulauan Pasifik serta beberapa daerah di Indonesia. Pada awalnya hama ini tidak menimbulkan masalah serius dan hanya terbatas pada beberapa wilayah tertentu, namun karena daya mobilitas yang tinggi dan factor lingkungan yang mendukung hama ini akhirnya menyebar hampir ke seluruh pertamanan kelapa di Indonesia (Alouw et al.,  2006).
            Hama ini termasuk salah satu kumbang daun, karena baik imago dan larva memakan daun tanaman kelapa. Hama ini merupakan hama yang sangat berbahaya, larva dan imago umumnya sering dijumpai pada bagian daun kelapa yang masih menggulung (janur) dan lebih menyukai tanaman kelapa yang masih pada stadia vegetatif. Larva dan serangga dewasa memakan lapisan epidermis daun sehingga menyebabkan terbentuknya garis-garis memenjang. Pada serangan ringan, kerusakan yang ditimbulkan berupa hilangnya jaringan permukaan daun. Pada serangan berat yaitu apabila serangan terjadi pada lebih dari delapan daun maka akan mempengaruhi tingkat produktivitas buah kelapa (Kalshoven, 1981).
            B. longissima sudah sejak lama menjadi hama penting pada tanaman kelapa di Indonesia. Pada tahun 1929 hama ini menyerang dan menyebabkan kematian ribuan tanaman kelapa di Sulawesi Tenggara. Pada tahun 1939 hama ini juga meyerang tanaman kelapa di Pulau Adonaria, Flores dan pada tahun 1940 telah menyebabkan kematian lebih kurang 55.000 di Blitar (Kalshoven, 1981).
            Fase perkembangan serangga ini tejadi melalui empat tahap, yaitu telur, larva, pupa dan imago (Kalshoven, 1981). Serangga dewasa meletakkan telur dengan panjang 1.4 mm dan lebar 0.5 mm secara berurutan pada lipatan anak daun tanaman kelapa. Telur berwarna coklat, diletakkan secara longitudinal pada garis-garis parutan dari jaringan epidermis daun yang dilingkari oleh kotoran dan bekas tubuh imago. Telur akan menetas minimum setelah 3-4 hari dan maksimum 4-7 hari secara berurutan (Sing & Rethinan, 2005). Perkembangan dari telur sampai menjadi imago membutuhkan waktu sekitar lima sampai tujuh minggu di Jawa dan Sulawesi (Kalshoven, 1981).
            Larva serangga ini berwarna keputih-putihan, tidak begitu aktif bergerak dan cenderung menghindari cahaya. Pupa terletak secara bebas diantara lembaran daun yang masih menggulung. Secara terbatas, pupa mampu berpindah dengan cara berguling diantara permukaan lembaran daun. Imago B. longissima (panjang 7.5-10mm dan lebar 1.502 mm). matang dan meletakkan telur setelah dua minggu sejak keluar dari pupa. Imago serangga ini hidup selama 2 bulan. Kemampuan imago betina meletakkan talur yaitu 120 telur selama beberpa minggu (Kalshoven, 1981). Kumbang ini bersifat nocturnal dan dapat terbang, hidup dalam lipatan daun dan berpindah serta bergerak dari satu sisi kesisi lainnya hanya untuk makan dan meletakkan telur (Shing & Rethinan, 2005).
1.2 Identifikasi Masalah
Apakah pemberian beberapa jenis makanan akan berdampak terhadap perkembangan kumbang Brontispa longissima.
1.3 Tujuan Penelitian                                               
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pemberian beberapa jenis makanan perkembangan kumbang B. Longissima.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Biologi Brontispa longissima
Klasifikasi serangga hama Brontispa longissima menurut Kalshoven (1981) adalah sebagai berikut.
Filum               : Arthropoda
Kelas               : Hexapoda
Ordo                : Coleoptera
Famili              : Chrysomelidae
Genus              : Brontispa
Spesies            : Longissima
Nama Ilmiah   : Brontispa longissima
            Brontispa longissima merupakan salah satu hama penting pada tanaman kelapa. Hama ini berasal dari Indonesia, pertama sekali terjadi serangan di kepulauan Aru pada tahun 1985. Di Indonesia, Malaysia dan kepulauan Fasifik, hama ini memiliki telur dengan ukuran panjang 9 mm. Banyak dari varietas lokal yang telah diserang oleh B. longissima khusus nya di Wolan, salah satu pulau di kepulauan Aru (Hosang et al., 2007).
Hama ini termasuk salah satu kumbang daun, karena baik imago dan larva memakan daun tanaman kelapa. Hama ini merupakan hama yang sangat berbahaya, larva dan imago dapat dijumpai pada bagian daun pucuk kelapa yang masih muda dan menggulung (janur) dan lebih menyukai kelapa usia vegetatif. Kumbang ini memakan lapisan epidemis daun sehingga menyebabkan terbentuknya garis-garis memanjang. Pada serangan ringan, kerusakan yang ditimbulkan berupa hilangnya jaringan permukaan daun. Pada serangan berat yaitu apabila serangan terjadi lebih dari delapan daun maka akan mempengaruhi tingkat produktivitas buah kelapa (Kalshovelen, 1981).
Jumlah instar larva biasanya lima, tapi ada yang enam, tergantung faktor seperti spesies tanaman inang (Voegele 1989; Winotai et al). 2007. Intensitas Serangan dari kumbang kelapa mengakibatkan daun coklat dan penurunan produksi buah (Liebregts dan Chapman 2004; Nakamura et al. 2006). Di Asia Tenggara, kelapa memiliki banyak digunakan dan merupakan tanaman penting yang mendukung sumber ekonomi, industri dan mata pencaharian jutaan orang  yang bergantung pada pendapatan dari produk kelapa seperti kopra, minyak kelapa dan arang tempurung kelapa (Liebergts dan Chapman 2004). Selain itu, pohon kelapa menyediakan tanah yang signifikan untuk menutupi wilayah pesisir dengan tanah miskin, dan komponen penting bisa dari lanskap di mana pariwisata memainkan peran penting dalam perekonomian. Untuk melindungi kelapa dari kerusakan oleh B. longissima, itu adalah perlu dilakukan untuk mempelajari metode untuk mengontrol populasi kumbang di Asia Tenggara.
Brontispa longissima memiliki masa hidup relatif lama dan umur panjang. Ketika kumbang dipelihara pada daun kelapa, memerlukan waktu 38 hari dari telur hingga munculnya imago, dan imago butuh waktu 57 hari (betina) atau 65 hari (jantan) pada 28 0 C (Winotai et al. 2007).

2.2 Makanan Alternatif bagi B. Longissima
2.2.1 Penggunaan Thypa spp.
Meskipun B. longissima biasanya menyerang kelapa dalam kondisi alami, tanaman selain kelapa juga dapat digunakan sebagai inang alternatif untuk pemeliharaan hama ini. Berdasarkan hasil penelitian Winotai et al, (2007) Thypa angustifolia bisa digunakan sebagai tanaman alternatif untuk Pemeliharaan B. longissima. Thypa angustifolia adalah gulma yang umum tumbuh di lahan basah di Thailand. Mereka menemukan bahwa larva B. longissima disediakan dengan T. angustifolia dikembangkan lebih cepat dibandingkan dengan daun muda dari C. nucifera, dan menyarankan bahwa T. angustifollia akan menjadi tanaman inang alternatif untuk pemeliharaan B. longissima.
2.2.2 Penggunaan Washingtonia filifera


2.3 Dampak Makanan Bagi Kumbang B. Longissima
Makanan sebagai sumber energi adalah salah satu komponen esensial untuk kelangsungan hidup yang dapat membatasi pertumbuhan populasi serangga (Tarumingkeng, 2001). Kualitas makanan akan berpengaruh pada pertumbuhan dan siklushidup serangga, siklus hidupnya akan lebih cepat dibandingkan serangga yang kebutuhan nutrisinya tidak cukup (Susniahti et al., 2005 ).

BAB IV. METODE PENELITIAN
4.1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Hama, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh.
4.2. Bahan dan Alat
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kumbang Brontispa longissima, daun kelapa yang muda, daun kelapa yang tua, daun tanaman typha sp, daun washingtonia filifera (bak Iboh) yang muda dan yang tua, tusu, aluminium foil, alkohol dan air. Sedangkan alat yang digunakan adalah tabung reaksi panjang 12 cm dan diameter 3 cm, gunting, stoples plastik berdiameter 19 cm dan tinggi 5 cm,  kuas kecil, tabung rol film, kain kasa, mikroskop, pinset, lup, kertas merang, dan  gelas ukur.
4.3. Pelaksanaan Penelitian
4.3.1. Pembiakan B. Longissima                                                     
            Larva dan imago B. Longissima dikumpulkan dari lapangan dan dipelihara di laboratorium. Pembiakan dilakukan dalam wadah pemeliharaan berupa stoples plastik berdiameter 19 cm dan tinggi 5 cm yang berisi  makanan, makanan yang tersisa dibuang setiap dua hari dan diganti dengan makanan yang baru, bagian atas wadah ditutupi dengan tutup stoples yang dipasang kawat plastik berlobang sebagai ventilasi. Telur yang dihasilkan kumbang kemudian dipindahkan ke tabung reaksi dengan panjang 12 cm dan diameter 3 cm dan dipelihara hingga menjadi imago.


2.3.2. Perlakuan Pemberian Pakan yang Berbeda pada Brontispa longissima  
            Imago serangga B. longissima   yang diambil dari lapangan di biakkan di laboratorium dalam stoples plastik berdiameter 19 cm dan tinggi 5 cm sampai bertelur yang diberikan makanan daun kelapa yang muda, daun kelapa yang tua, daun tanaman Typha sp, daun Washingtonia filifera (bak Iboh) yang muda dan yang tua.           Telur yang diletakkan oleh imago tersebut kemudian digunakan untuk penelitian. Telur tersebut diletakkan dalam cawan petri yang dialasi dengan tisu. Setelah menetas larva instar I dipindahkan kedalam tabung reaksi masing – masing sepuluh larva setiap tabungnya. Larva dibiarkan di dalam tabung reaksi sampai menjadi imago. Makanan diganti dua hari sekali sehingga makanan yang segar cukup tersedia setiap saat.
4.4. Peubah yang Diamati
I. Kumbang Brontispa longissima
a. Lama Perkembangan Stadia Larva                                                 
      Pengamatan dilakukan mulai saat telur menetas sampai larva menjadi pupa.
b.      Lama Perkembangan Stadia Pupa                                                
     Pengamatan dilakukan mulai dari pupa terbentuk sampai muncul imago.
c.       Lama Perkembangan Stadia Imago
Pengamatan dilakukan mulai imago muncul hingga imago mati.
d.      Ukuran Tubuh Imago
Pengamatan dilakukan dengan mengukur tubuh imago  betina dan jantan.


e.       Persentase Pupa Terbentuk
      Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah larva yang menjadi pupa
 
f.       Persentase Imago Yang Muncul     
       
4.5. Rancangan Percobaan dan Analisis Data                                          
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial.  Perlakuan yang dicobakan dalam penelitian ini adalah kumbang Brontispa longissima mulai sejak telur sampai imago dengan makanan yang berbeda , yaitu 1= daun kelapa masih muda, 2= daun kelapa yang hijau,  3= daun iboh yang muda,  4= daun iboh yang hijau, dan 5= daun tyhpa sp. dengan 10 ulangan. Unit percobaan seluruhnya adalah  5 x 10 = 50 unit. Data dari setiap peubah diolah dengan analisis ragam dan jika terdapat perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan Uji Nyata Terkecil (UNT / BNT) pada taraf 5% (Gomez & Gomez, 1995).

DAFTAR PUSTAKA

Alouw, J. C., M. L. A. Hosang & H. Novarianto. 2006. Kumbang pemakan daun kelapa Brontispa longissima. Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma. Manado.

Kalshovelen, L. G. E. 1981. Pest of Crops In Indonesia. (Edisi Terjemahan dan Revisi, P. A.a Vander Laan). PT. Ikhtisar Baru Van Hoeve. Jakarta

Ai Yamashita, Amporn Winotai, & Keiji Takasu. 2008. Use of Mature Leaves of Coconut Palm and Narrowleaf Cattail for Laboratory Rearing of the Coconut Leaf Beetle Brontispa longissima. Bull. Inst. Trop. Agr., Kyushu Univ.